08/03/15

VIP-kan Guru-guru Kita!


Oleh: Anies Baswedan
22-01 VIP-kan Guru-guru KitaBerapa jumlah guru yang masih hidup?” itu pertanyaan Kaisar Jepang sesudah bom atom dijatuhkan di tanah Jepang.
Kisah itu beredar luas. Bisa jadi itu mitos, tetapi narasi itu punya konteks yang valid: pemimpin ”Negeri Sakura” itu memikirkan pendidikan sebagai soal amat mendasar untuk bangkit, menang, dan kuat. Ia sadar bukan alam yang membuat Jepang menjadi kuat, melainkan kualitas manusianya. Pendidikan jangan pernah dipandang sebagai urusan sektoral. Pendidikan adalah urusan mendasar bangsa yang lintas sektoral. Hari ini 53 persen penduduk bekerja kita hanya tamat SD atau lebih rendah, yang berpendidikan tinggi hanya 9 persen. Pendidikan bukan sekadar bersekolah, melainkan fakta itu gambaran menampar yang membuat kita termenung.
Dari sisi kuantitas, penduduk Indonesia di urutan keempat dunia, tetapi dari segi kualitas di urutan ke-124 dari 187 negara. Bangsa ini telah secara ”terencana” membuat sebagian besar penduduknya dicukupkan untuk berlevel pendidikan rendah. Tak aneh jika kini serba impor karena memang sebagian besar penduduk bekerja kita hanya bisa menghasilkan produk bernilai tambah yang rendah.
Selama bangsa dan para pemimpinnya bicara pendidikan secara sambil lalu, dan selama masalah pendidikan dianggap bukan masalah kepemimpinan nasional, jangan harap masa depan akan bisa kuat, mandiri, dan berwibawa. Kunci kekuatan bangsa itu pada manusianya. Jangan hanya fokus pada infrastruktur penopang kehidupan bangsa. Sesungguhya kualitas infrastruktur kehidupan sebuah bangsa semata-mata cermin kualitas manusianya !
Pendidikan adalah soal interaksi antarmanusia. Interaksi antara pendidik dan peserta didik, antara orangtua dan anak, antara guru dan murid, serta antara lingkungan dan para pembelajar. Guru adalah inti dari proses pendidikan. Guru menjadi kunci utama kualitas pendidikan.
Berhenti memandang soal guru sebagai ”sekadar” soalnya kementerian atau sebatas urusan kepegawaian. Soal guru adalah soal masa depan bangsa. Di ruang kelasnya ada wajah masa depan Indonesia. Gurulah kelompok yang paling awal tahu potret masa depan dan gurulah yang bisa membentuk potret masa depan bangsa Indonesia. Cara sebuah bangsa memperlakukan gurunya adalah cermin cara bangsa memperlakukan masa depannya!
Ya, penyesuaian kurikulum itu penting, tetapi lebih penting dan mendesak adalah menyelesaikan masalah-masalah terkait dengan guru. Guru merupakan ujung tombak. Kurikulum boleh sangat bagus, tetapi bakal mubazir andai disampaikan oleh guru yang diimpit sederetan masalah. Tanpa penyelesaian masalah-masalah seputar guru, kurikulum nyaris tak ada artinya.
Guru juga manusia biasa, dengan plus-minus sebagai manusia, guru tetap kunci utama. Seorang murid menyukai pelajaran bukan sekadar karena buku atau kurikulumnya, melainkan karena gurunya. Guru yang menyebalkan membuat murid menjauhi pelajarannya, guru yang menyenangkan dan inspiratif membuat murid mencintai pelajarannya.
Kita pasti punya banyak guru yang dulu mengajar. Ada yang masih diingat dan ada yang terlupakan. Artinya, setiap guru punya pilihan, mau jadi pendidik yang dikenang karena inspirasinya atau menjadi pendidik yang terlupakan atau malah diingat karena perilakunya negatif. Guru harus sadar diri. Ia pegang peran besar, mendasar, dan jangka panjang sifatnya. Jika seseorang tak mau menjadi pendidik yang baik, lebih baik berhenti menjadi guru. Terlalu mahal konsekuensi negatifnya bagi masa depan anak dan masa depan bangsa. Ini statement keras, tetapi para pendidik dan pengelola pendidikan harus sadar soal ini. Kepada para guru yang mendidik dengan hati dan sepenuh hati, bangsa ini berutang budi amat besar.
Tiga persoalan besar
Paling tidak ada tiga persoalan besar mengenai guru kita. Pertama, distribusi penempatan guru tidak merata. Di satu tempat kelebihan, di tempat lain serba kekurangan. Kekurangan guru juga terjadi di kota dan di desa yang dekat kota. Ini harus dibereskan.

Kedua, kualitas guru yang juga tidak merata. Kita harus mencurahkan perhatian total untuk meningkatkan kualitas guru. Mudahkan dan berikan akses bagi guru untuk mengembangkan potensi diri dan kemampuan mengajar. Bukan sekadar mendapatkan gelar pascasarjana, melainkan soal guru makin matang dan terbuka luas cakrawalanya.
Ketiga, kesejahteraan guru tak memadai. Dengan sertifikasi guru telah terjadi perbaikan kesejahteraan, tetapi ada konsekuensi administratif yang sering justru merepotkan guru dan perlu dikaji ulang. Selain soal guru honorer, guru bantu yang masih sering diperlakuan secara tak honored (terhormat). Semua guru harus dijamin kesejahteraannya.
Melihat kondisi sebagian besar guru hari ini, kita seharusnya malu. Kita titipkan masa depan anak-anak kepada guru, tetapi kita tak hendak peduli nasib guru-guru itu. Nasib anak-anak kita serahkan kepada guru, tetapi nasib guru amat jarang menjadi perhatian kita, terutama kaum terdidik, yang sudah merasakan manfaat keterdidikan. Bangsa Indonesia harus berubah. Negara dan bangsa ini harus menjamin nasib guru.
Menghormati guru
Mari bangun kesadaran kolosal untuk menghormati-tinggikan guru. Pemerintah harus berperan, tetapi tanggung jawab besar itu juga ada pada diri kita setiap warga negara, apalagi kaum terdidik. Karena itu, VIP-kan guru-guru dalam semua urusan!
Guru pantas mendapat kehormatan karena mereka selama ini menjalankan peran terhormat bagi bangsa. Saya ajukan dua ide sederhana menunjukkan rasa hormat kepada guru: jalur negara dan jalur gerakan masyarakat. Pertama, negara harus memberikan jaminan kesehatan bagi guru dan keluarganya, tanpa kecuali. Kedua, negara menyediakan jaminan pendidikan bagi anak- anak guru. Bangsa ini harus malu jika ada guru yang sudah mengajar 25 tahun, lalu anaknya tak ada ongkos untuk kuliah. Jaminan kesehatan dan pendidikan keluarganya adalah kebutuhan mendasar bagi guru. Kita harus mengambil sikap tegas: amankan nasib guru dan keluarganya sehingga guru bisa dengan tenang mengamankan nasib anak kita.
Di jalur masyarakat, Gerakan Hormat Guru harus dimulai secara kolosal. Misalnya, para pilot dan awak pesawat, gurulah yang menjadikanmu bisa ”terbang”, sambutlah mereka sebagai penumpang VIP di pesawatmu, undang mereka boarding lebih awal. Para dokter dan semua tenaga medis, gurulah yang mengajarimu sehingga bisa berseragam putih, sambutlah mereka sebagai VIP di tempatmu merawat. Pada pemerintah dan dunia usaha di berbagai sektor, semua prestasi yang dikerjakan adalah buah didikan guru di masa lalu, VIP-kan guru, jadikan mereka customer utama, berikan mereka kemudahan, berikan mereka diskon. Bukan hanya besaran kemudahan atau diskon, melainkan ekspresi kepedulian itu yang menjadi bermakna bagi guru.
Dan semua sektor lainnya, ingatlah bahwa guru merupakan modal awal untuk meraih masa depan yang lebih baik, lebih sejahtera itu dibangun. Di setiap kata dalam pesan pendek (sms) yang ditulis, di sana ada tanda pahala guru. Bangsa ini akan tegak dan disegani saat guru-gurunya terhormat dan dihormati. Bagi anak-anak muda yang kini berbondong-bondong memilih pendidikan guru, ingat tujuan menjadi guru bukan cari tingginya rupiah. Anda pilih jalan mulia, menjadi pendidik. Jangan kemuliaan dikonversi sebatas urusan rupiah, itu cara pintas membuat kemuliaan alami devaluasi. Kesejahteraan Anda sebagai guru memang harus terjamin, tetapi biarkan sorot mata anak didik yang tercerahkan atau cium tangan tanda hormat itu menjadi reward utama yang tak ternilai bagi anda.
Indonesia akan berdiri makin tegak dan kuat dengan kualitas manusia yang mumpuni. Para guru harus sadar dan teguhkan diri sebagai pembentuk masa depan Indonesia. Jadilah guru yang inspiratif, guru yang dicintai semua anak didiknya. Bangsa ini menitipkan anak-anaknya kepada guru, sebaliknya kita sebangsa harus hormati dan lindungi guru dari impitan masalah. Ingat, jadi guru bukanlah pengorbanan, melainkan kehormatan. Guru dapat kehormatan mewakili kita semua untuk melunasi salah satu janji kemerdekaan republik ini: mencerdaskan kehidupan bangsa. Jadikan kami sebangsa makin bangga dan hormat pada guru!
Sumber:  kemdikbud.go.id

Indonesia Jadi Tuan Rumah Asia-Europe Meeting Forum 2015


Jakarta, Kemendikbud --- Pulau Dewata, Bali didaulat sebagai tempat penyelenggaraan Asia-Europe Meeting (ASEM) Forum 2015 pada 9-12 Maret mendatang. Tahun ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai ASEM Education Secretariat menjadi tuan rumah forum tersebut, bekerja sama dengan The ASEM Education and Research Hub for Lifelong Learning (ASEM LLL Hub),  Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pendidikan Denmark. 
Tema yang diangkat dalam pertemuan negara-negara Eropa dan Asia itu adalah “Lifelong Learning: Renewing the Agenda”. Tema tersebut diangkat karena relevan dengan kondisi dunia saat ini yang semakin mengglobal. Negara-negara di Asia dan Eropa sama-sama memiliki tantangan dalam menerapkan konsep “belajar sepanjang hayat” di abad ke-21 ini. Melalui forum ini, topik tersebut akan dibahas dalam bentuk seminar-seminar kelompok.   
Forum ini diikuti oleh para peneliti dunia, pengambil kebijakan, serta pejabat pemerintah. Kegiatan ini juga akan diisi dengan sejumlah pembicara kunci yang menampilkan akademisi dari perguruan tinggi ternama di dunia. Dalam agenda, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, Informal (PAUDNI), Ella Yulaelawati dijadwalkan memimpin seminar dengan tema “Adult Literacy for Entrepreneurship”. 
ASEM Forum on Lifelong Learning 2015 diharapkan dapat membangun kerja sama yang lebih luas dan kuat antara negara-negara di Asia dan Eropa di bidang penelitian dan pendidikan sepanjang hayat.  Sebagai penyelenggara forum ini, Indonesia memiliki kesempatan yang baik untuk memperkuat hubungan bilateral antara berbagai mitra strategis, khususnya Denmark. Dalam delapan tahun ke belakang, konferensi ini telah berlangsung di Thailand, Malaysia, Vietnam, China, dan Denmark. (Ratih Anbarini) 

Sumber : http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/berita/3890

04/03/15

Kegiatan Guru dan Siswa SDN Cip.Besar Utara 11 Pagi


Lubang-lubang di Bumi Ini Dianggap Gerbang ke Surga dan Nera



tutusberita : Ada banyak hal menakjubkan di bumi yang kita pijak ini. Dari pemandangan indah yang diibaratkan seperti surga, hingga tempat-tempat mengerikan yang identik dengan neraka, semua ada.

dibawah ini adalah lubang-lubang yang nyata terdapat di muka bumi ini, yang dianggap gerbang menuju 'alam lain'. Seperti apa lubang-lubang menakjubkan itu?

1. Gerbang Neraka - Namaskaro


 

Terletak di Islandia, Namaskoro berada di dasar gunung Namatjall yang merupakan salah satu dari beberapa area vulkanik di sana. Merupakan pusat dari aktivitas panas bumi, seluruh area di sekitar tempat ini menggambarkan suasana yang suram.

Kolam lumpur yang mendidih dengan zat sulfur di atasnya, membuat area ini dipenuhi uap gas vulkanik. Pemandangan di sana sangat mengerikan. Tak heran jika Namaskoro akhirnya mendapat julukan sebagai Gerbang Menuju Neraka


2. Gerbang Neraka Danau Lava - Afar Depression


 
 Afar Depression merupakan tempat di mana dua lempeng tektonik bertemu dan menjadi lokasi geologis paling aktif di dunia. Ada sebuah lubang besar di area tersebut yang merupakan danau lava.

Menjadi danau lava terbesar di dunia, yang penuh api panas, lubang ini lantas dianggap sebagai gerbang menuju neraka. Bagaimana tidak, jika segala yang terperosok ke dalamnya pasti bakal meleleh.


3. Gerbang Neraka - Pluto
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUbFfTRBfXiCXwnzV3r2IMr8tJ6K6YLeNwmd7iZWmN_hgW9yeN4Tif1cz0YkllyAY-VzjiLQD5V27zmMVXfpFSRF1uUevYE-XdN7I_spCRvqeOYVPZyI4aCYaoquesZorrdLaQrkRbago/s320/52.png

Turki punya gerbang yang bisa membawa siapa saja langsung ke neraka! Mengapa diibaratkan demikian? Lubang penuh uap karbondioksida yang ada di sana memang sangat berbahaya bagi semua makhluk hidup, dan bahkan mematikan.
Peneliti dari Italia menemukan sebuah gerbang ke neraka yang terbentuk dari reruntuhan di sebelah Barat Daya Turki. Gerbang yang disebut Pluto Gate ini ditemukan pada situs purbakala di kota Phrygian, Hierapolis yang sekarang disebut Pamukkale.


4. Cahaya Surga - Gua Jomblang
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIXEgtFVnvuya5-JAqPaXYMIHAwE8bVly9KOsuedHHWjJuoXLP7i9D_uEPc5HIY4Qr6iVjgAVdrfTN4w2RcI5ahRmzyFe-HdWN5hIaKeeAE7OgdtloqML2yKTeM9eS_PGEuC-ZOm9VcnQ/s320/53.jpg

Tak hanya lubang-lubang besar yang bisa 'mengirim' kita ke neraka, di muka bumi ini juga ada lubang tempat masuknya 'cahaya surga'. Luweng Grubug nama tempat tersebut. Letaknya di Gua Jomblang, Indonesia.

Lorong sepanjang 300 meter di area Gua Jomblang, membawa kita menuju Gua Grubug. Sinar matahari yang menerobos masuk dari Luweng Grubug setinggi 90 meter membentuk satu tiang cahaya indah yang diibaratkan sebagai cahaya surga


5. Gerbang Surga - Tianmen
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRvwbex-ze2iSEsK7mB_iS-6X3bYzUkZ5sb15P0OwMzDns9fj5DspagRtJpkqQS9Jf72wuB98rywujVNHapiudev8naQXRk1WOs9sB0p9hDJAhuSu9_EE-0PwDdj4pUzwpnlTO8uhfr8U/s320/54.jpg

Tak heran jika Gunung Tianmen di China disebut heaven gate atau gerbang surga. Karena ketinggiannya, serta lubang besar yang ada di atas gunung ini, Tianmen lebih menyerupai gerbang ke langit, yang identik dengan surga.
Naik dari kaki gunung menuju ke lubang besar tersebut memang tampak seperti sedang berjalan menuju sebuah gerbang ke arah langit. Tempat ini layak masuk dalam daftar kunjungan keliling dunia.


referensi :
1.kaskus.co.id
2. http://tutusberita.blogspot.com

09/01/11

SDN Cipinang Besar Utara 11 Pagi

SDN Cipinang Besar Utara 11 Pagi atau nama lengkapnya Sekolah Dasar Negeri Cipinang Besar Utara 11 Pagi merupakan sebuah Sekolah Dasar Negeri Negeri yang terletak di Jln.Prumpung Tengah Rt. 8 / 5, Jakarta Timur, Indonesia.
Sekolah Dasar Negeri Cipinang Besar Utara 11 Pagi memiliki kode NPSN 20108462. Pada 2010, SDN Cipinang Besar Utara 11 Pagi memiliki 206 pelajar lelaki dan 206 pelajar perempuan, menjadikan jumlah keseluruhan murid sebanyak 412 orang. 2010